Kerja Sambilan
Aku berkerja sebagai mekanik
listrik/teknisi di suatu bank di kota Malang. Tapi sebagai sambilan,
aku juga kadang-kadang mendapat order dari teman-teman karyawan untuk
memperbaiki ini dan itu di rumah mereka. Lumayan untuk sambilan.
Suatu
hari aku diminta membaiki Air Conditioner di rumah manajer
personaliaku. Ketika aku menekan bel rumahnya, dia muncul dengan
mengenakan daster tipis warna putih. Dia mempersilakan aku masuk dan
membawa aku ke kamar tidurnya. Dia menunjukkan tempat AC yang rusak.
Aku sudah bernafsu melihat dadanya yang putih. Dia meninggalkan aku dan
terus ke kamar mandi. Aku lihat beberapa helai celana dalam dan "kaca
mata" seksi di atas kasurnya. Aku makin berahi dan membayangkan
payudaranya yang besar dan tegang itu.
Tidak lama kemudian dia
muncul dengan masih memakai daster tipis dan mini yang lain. Dia sudah
mandi. Dia duduk di tepi kasur sambil mengusap rambutnya dengan handuk.
Bayangkan apabila dia duduk di tepi kasur dengan memakai daster mini?
Sesekali aku mengerling dan terlihat sesuatu yang hitam di celah
selangkangannya. Aku terus membaiki AC di kamar itu.
"Mana keluarga Mbak Lia", tanyaku karena tidak ada orang lain di rumah itu.
"Sedang ada urusan di luar kota, mungkin baru kembali besok pagi Pak", beritahunya.
Kemudian aku tanya, "Kalau hari minggu, dia sering ke mana".
Katanya tinggal di rumah saja.
Setelah
selesai memperbaiki Ac tersebut, dia mengajak aku duduk di tepi ranjang
untuk bercakap-cakap. Dia tanya aku tentang teman wanita. Aku berkata
belum ada yang khusus. Dia tanya pula aku menilai kecantikan wanita
dari mana. Aku jawab badan dan muka. Dia kata, dia suka lelaki yang
kekar dan kuat seksnya. Aku sudah tidak tahan melihat dadanya. Dia
bangun dan memasang VCD porno di dalam kamar tidur itu. Ketika itu
aktor lelaki sedang menjilat clitoris artis wanita. Aku merasa penisku
sudah berlendir.
Kemudian dia melucuti dasternya dan telentang
di atas kasur. Aku memegang payudaranya sambil meremas dengan rakus.
Aku lihat puting payudaranya mulai tegang. Aku mengerling ke arah bulu
kemaluannya. Berbulu tipis tapi brewok. Dia membuka kancing bajuku.
Kemudian kancing celana jeans-ku. Kini tinggal hanya celana dalam. Dia
mengusap-usap batang penisku yang tegang di bawah celana dalam.
"Pisangmu besar", katanya sambil melucuti celana dalamku.
Dia bermain-main dengan kepala penisku dan sesekali mengusap batangnya.
"Aku pingin menghisap boleh tidak?", pintanya.
Aku
terus mendekatkan penisku dengan mulutnya dan dia terus menghisap dan
mengulum dengan rakus. Aku merasa geli sekali apabila lidahnya
bermain-main dengan kepala penisku. Sesekali tangannya mengusap buah
pelir dan buluku. Aku mengusap bulu vaginanya dan terus ke celah yang
berlendir. Lendirnya telah melimpah membasahi sprei yang putih itu.
Ketika jariku memainkan clitorisnya, dia mengerang kenikmatan.
Kemudian
dia melepaskan penisku. Aku membuka selangkangannya dan nampak bibir
vaginanya yang berlendir dan merah. Clitorisnya terjulur keluar. Aku
memasukkan jariku dan menggerak-gerakkannya di dalamnya. Dia mengerang
dengan kuat. Dan aku merasa jariku disedot kuat. Dia terengah-engah
sambil mengoyang-goyangkan punggungnya. Dia terus mengelepar.
Kemudian
aku mencium vaginanya. Berbau wangi karena dia baru mencucinya dengan
sabun. Aku terus menjilat bibir kemaluan dan menghisap clitorisnya. Dia
mengerang lagi sambil mengusap-usap kepalaku. Aku menelan lendirnya.
Aku lihat tubuhnya berkeringat luar biasa. Payudaranya tegang. Matanya
tertutup dan mulutnya ternganga. Dia banyak sekali mengeluarkan lendir.
Sesekali aku menghisap puting susunya.
"Cepat masukkan aku tak tahan nih..., cepat..., ohh.., ahh", pintanya dengan bernafsu.
Aku
duduk di celah selangkangannya dan mengusapkan kepala penisku ke arah
bibir vaginanya. Kemudian aku menekan perlahan-lahan hingga ke
pangkalnya, dan terasa penisku disedotnya dengan kuat dan hebat.
Selepas itu aku mengerakkan punggungku ke atas dan bawah. Kakinya
menyilang ke pinggangku. Aku berkeringat dan dia juga berkeringat.
Setelah lebih 20 menit aku meng"hajar"nya dengan cepat, dia menjerit lagi.
"Aku
mau keluar..., ohh cepat", dia menggelepar dan kemudian terasa batang
penisku disedot dengan kuat sekali. Selepas beberapa saat, longgar dan
dia lunglai. Kaki dan tangannya melemas. Aku terus menghajar tanpa
ampun, lubang vaginanya mulai longgar dan berbunyi karena banyak lendir.
Tidak
lama kemudian aku merasa air maniku hendak keluar. Aku tanya dia mau
dikeluarkan di dalam atau di luar. Dia terus mengambil penisku dan
memasukkan ke mulutnya. Dia mengisap dan aku memancurkan air maniku
dalam mulut dan mukanya. Setelah itu kami mengulangi hingga beberapa
kali hingga penisku terasa pedih. Selepas itu kami mencuri kesempatan
untuk melakukan hubungan seks (AC-nya jadi sering "rusak" sejak itu).
Paling tidak dia akan meng"karaoke" aku. Yang paling aku suka ialah
menjilat clitorisnya dan dia akan mengerang kenikmatan. Sungguh
fantastik sekali.
TAMAT