Namaku Sonny, dulu sewaktu masih SMP ada
beberapa teman wanita yang naksir denganku, maklumlah waktu itu aku
bintang kelas di SMP tersebut, di antara perempuan-perempuan tersebut
adalah Rere, Vinvin (nama samaran) yang ada hubungannya dengan ceritaku
ini.
Aku sekarang sudah bekerja di suatu perusahaan swasta di
Jakarta yang kebetulan aku termasuk eksekutif muda. Nah, bulan mei 99
kemarin, aku ada meeting di Surabaya dan kebetulan hari itu ulang tahun
Rere (Rere termasuk wanita yang lumayan tingginya 170, branya 36 dan
bodinya itu tuch yang semok alias seksi montok). Sehabis meeting, aku
iseng menelepon Rere dan dia mengundangku datang ke rumahnya. Kemudian
aku langsung saja cabut ke rumah Rere, eh nggak tahunya di situ ramai
juga teman-temennya yang datang, termasuk Vinvin. Acara pesta tersebut
berlangsung sampai jam 9 malam. Di pesta tersebut Rere cerita kepadaku
kalau minggu depan dia mau menikah terus Vinvin minggu depannya lagi,
lalu Rere cerita masa-masa dia naksir aku terus sampai sekarang dia
masih kangen berat. Maklumlah sudah 2 tahunan nggak jumpa. Kebetulan
waktu itu komputer dia lagi ngadat. Nah kesempatan buatku untuk tinggal
lebih lama. Langsung saja kucoba membetulkan PC-nya. Sementara di
rumahnya tinggal Vinvin saja yang belum pulang dan orang tuanya juga
nggak ada.
Pas sedang asyik mengutak-atik PC-nya, dia menungguku
di sampingku dengan sekali-sekali melirikku, aku sendiri masih
hati-hati mau menembak dia. Eh nggak tahunya si Vinvin main serobot
saja. Dari belakang Vinvin langsung memelukku dan meng-kiss pipiku
(Vinvin nggak beda jauh sama Rere, bedanya mata Rere kebiru-biruan
sedikit dan lebih hitam dari Vinvin). Punggungku terasa ada benda
kental yang bikin aku naik. Habis itu Vinvin membisikan kalau dia masih
kepingin denganku, terus aku responin juga kalau aku kangen juga, terus
kulumat saja bibirnya yang mungil kemerah-merahan itu. Vinvin langsung
balas dengan penuh nafsu dan tetap memelukku dari belakang tapi
tangannya sudah langsung menggerayangi penisku, dalam hati ini anak
kepingin di embat nich. Aku lihat Rere disampingku bengong saja dan
cemberut merasa kalah duluan. Terus Rere pergi sebentar, aku masa bodoh
saja, kutarik si Vinvin ke pangkuanku dan bibirnya masih kulumat habis.
Gila! nafsunya besar sekali! Setelah itu kualihkan dari bibir, kukecup
terus ke bawah sambil tanganku meraba buah dadanya yang besar dan
kenyal. Pas kukecup di belahan buah dadanya, Vinvin berteriak, "Sstt
aahh" dan semakin kencang remasan tangannya yang sudah masuk ke CD-ku,
kubuka saja bajunya terus branya sekalian. Kelihatan buah dadanya
menggantung siap diremas habis. Dengan gemasnya kulumat habis buah
dadanya sampai dia menggelinjang keenakan dan suara yang "sstt sstt
aahh..." Setelah itu tanganku pindah ke CD-nya yang sudah basah,
langsung saja kulepas roknya. Dia pun kelihatan bugil tapi masih pakai
CD.
Terus Rere datang dengan membisikanku bahwa kalau mau
meneruskan di dalam kamarnya saja. Tanpa pikir lama-lama, langsung saja
kugendong Vinvin sambil buah dadanya terus kuhisap ke dalam kamar Rere.
Terus aku telentangi Vinvin di tempat tidur Rere, aku lihat Vinvin
sudah pasrah menantang, langsung saja kubuka CD-nya, ehh ternyata bulu
Vinvin rapi dan kecil-kecil, langsung saja kulepas celanaku sama CD-ku
sampai aku bugil ria. Terdengar teriakan Rere kaget melihat penisku
sepanjang 22 cm dan gede banget katanya sambil ngeloyor pergi
meninggalkanku dan Vinvin. Aku tidak peduli lagi sama dia, langsung
saja penisku aku arahkan ke vagina Vinvin, uhh seret banget, dan
kulihat Vinvin menggigit bibirnya dan berteriak, "Aakkhh eegghh..."
Kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas
seprei. Rupanya dia masih Virgin sehingga seret sekali memasukannya.
Baru kepalanya saja Vinvin sudah teriak. Aku tahan sebentar, terus
tiba-tiba langsung saja kusodok lebih keras, Vinvin langsung saja
teriak kencang sekali. Masa bodoh, aku teruskan saja sodokanku sampai
mentok. Rasanya nikmat banget, penisku seperti diremas-remas dan
hangat-hangat basah.
Sambil menarik napas, kulihat kalau Vinvin
sudah agak tenang lagi, tapi rupanya dia meringis menahan sakit,
kebesaran barangkali yach? Setelah itu aku tarik penisku pelan-pelan
dan kelihatan sekali vagina Vinvin ikut ketarik terus kepalanya
geleng-geleng ke kiri dan ke kanan sama matanya terpejam-pejam keenakan
sambil teriak, "Sstt aahh sshh egghh..." Sampai penisku tinggal
kepalanya saja, langsung saja aku sodok lagi ke vaginanya
sekeras-kerasnya, "Bleesshh..." Vinvin berteriak, "aahh.." Kira-kira 5
menitan vagina Vinvin terasa seret. Setelah itu vaginanya baru terasa
licin hingga semakin nikmat buat disodok, semakin lama sodokanku
semakin kupercepat sampai Vinvin kelihatan cuma bisa menahan saja.
Rupanya Vinvin kurang agresif. Terus kusuruh Vinvin menggerakan
pantatnya ke kiri dan ke kanan sambil mengikuti gerakanku. Baru
beberapa menit Vinvin sudah teriak nggak karuan, rupanya dia mau
orgasme. Makin kupercepat gerakanku, akhirnya Vinvin berteriak kencang
sekali sembari memelukku kencang-kencang, lama sekali Vinvin memelukku
sampai akhirnya dia telentang lagi kecapaian tapi penisku masih
menancap di vaginanya. Sekilas kulihat kalau Rere melihatku sambil
menggigit jarinya, terus Rere mendekati kami berdua kemudian bertanya
"Bagaimana tadi?" Aku senyum saja sambil penisku masih kutancapkan di
vagina Vinvin, terus Rere duduk di tepi ranjang dan ngobrol kepadaku.
Aku iseng, kupegang tangan Rere terus aku remas-remas. Tapi dia tetap
diam saja. Setelah itu kutarik dia lalu kucium bibirnya yang ranum dan
tubuhnya kutelentangi di atas perut Vinvin tapi penisku masih tetap
menancap di vagina Vinvin, tidak ketinggalan kuremas-remas buah dada
Rere sambil matanya terpejam menikmati lumatan bibirku dan remasan
tanganku.
Sementara si Vinvin mencabut penisku lalu pergi ke
kamar kecil dan jalannya sempoyongan seperti vaginanya ada yang
mengganjal. Terus kubuka saja baju Rere sementara tangannya sudah
merangkul tengkukku. Setelah itu kujilati saja buah dadanya sambil
sekali-kali kuhisap sampai dia menggelinjang kegelian. Terus kuraba
CD-nya. Rupanya sudah basah, nggak ambil peduli langsung saja kulepas
seluruh celananya sampai Rere benar-benar bugil. Terus aku suruh Rere
pegang penisku sampai muka dia kelihatan kemerahan. Rupanya dia belum
pernah merasakan begituan. Setelah itu aku perbaiki posisinya biar
nikmat buat menyodok vaginanya. Kemudian Rere bertanya kalau dia mau
diapakan. Aku suruh Rere pegang penisku lalu kugesek kevaginanya. Dia
tercengang mendengar kataku, tapi dia tetap melakukan juga. Sambil
matanya terpejam, Rere mulai menggesek penisku kevaginanya, pas
menyentuh vaginanya, dia kelihatan nyegir sambil mendesah-desah,
"Aahh...", sementara aku sibuk meremas-remas sambil menjilati buah
dadanya yang semakin lama semakin mengeras dan kelihatan puting buah
dadanya semakin munjung keatas.
Pelan-pelan kudorong pantatku
sampai penisku menempel lebih kencang di mulut vaginanya. Rere diam
saja malah semakin keras rintihannya, eh nggak tahunya Vinvin tiba-tiba
saja mendorong pantatku sekeras-kerasnya secara langsung penisku
kedorong masuk kedalam vagina Rere sedangkan Rere menjerit keras,
"aakkh sakit Sonny, apa-apaan kamu", sambil badan Rere
menggeliat-geliat kesakitan sementara tangannya menahan pinggulku.
Sedangkan Vinvin bilang ke Rere kalau sakitnya hanya sebentar saja,
terus Vinvin malah mendorong lebih keras lagi sambil menarik tangan
Rere biar tidak menahan gerakan pinggulku. Rere kelihatan menahan sakit
sambil menggigit bibirnya. Sampai akhirnya masuk semua penisku. Rere
kelihatan mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal selama menahan
tadi. Aku biarkan dulu beberapa menit sambil mencumbu Rere biar dia
tambah naik sementara Vinvin yang masih bugil tadi melihat saja di
samping tempat tidur sambil tertawa centil. Tidak lama Rere sudah mulai
dapat naik lagi, malah semakin menggebu saja. Mulai kutarik penisku
pelan-pelan terus kusodok lalu masuk agak kencangan sedikit, seret
sekali. Tiba-tiba bell pintu berbunyi lalu Vinvin mengintip lewat
jendela kamar lalu pakai bajunya yang panjang sampai lutut terus Vinvin
ngeloyor pergi sambil ngomong, "Nyantai saja, terusin biar aku yang
nemuin", tahu gitu aku teruskan saja kegiatanku yang sempat terhenti,
aku lihat Rere masih nyengir sambil kepalanya geleng kekiri dan kekanan
terus pinggulnya digerakan pula mengikuti irama gerakanku. Rupanya
vaginanya cepat basah dan mampu menelan penisku sampai penuh.
Sementara
tanganku sibuk meremas buah dada Rere, aku terus menggenjotnya semakin
cepat sampai dia mendesah-desah lebih keras terus tangannya meraba-raba
punggungku lalu tiba-tiba kakinya dilipat ke atas pantatku sambil
memelukku dan berteriak "aagghh", kencang sekali hingga gerakanku
tertahan dan terasa ada cairan hangat keluar dari vaginanya hingga
menambah rasa nikmat. Rupanya dia orgasme beruntun, setelah pelukan dia
mulai kendor. Aku teruskan lagi genjotanku pelan-pelan sambil mulai
mencumbu dia biar naik lagi. Tidak lama dia sudah naik lagi terus aku
ambil posisi lebih tegak sambil tanganku pegang pinggulnya dan
tangannya memuntir-muntir putingku sambil tersenyum manis. Makin lama
gerakanku semakin kupercepat sodokanku, waktu kudorong ke vaginanya aku
keras-kerasi lalu kulihat Rere sudah mulai memejamkan matanya dan
kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan mengikuti irama
genjotanku. Aku sendiri rupanya sudah mau orgasme, maka aku genjot
lebih kencang lagi sampai vaginanya bunyi kencang banget, nggak lama
aku mau keluar kutarik penisku biar ejakulasi di luar. Dia malah
menahan pantatku biar nggak ditarik ke luar langsung saja kudorong lagi
sembari kupeluk dia erat-erat sambil teriak, "Aargghh.. eegghh..",
kemudian Rere juga teriak lama sekali, aku ejakulasi di dalam vagina
Rere sampai Rere gelagapan nggak bisa napas, kira-kira semenitan aku
dekap Rere erat-erat sampai aku kehabisan tenaga, terus kucabut penisku
dan kelihatan maniku sampai keluar dari vaginanya bareng darah
perawannya yang sobek karena kerasnya serobotan penisku dibantu
dorongan Vinvin yang keras dan tiba-tiba tadi.
Sementara itu
Vinvin kedengarannya ngobrol sama seorang cewek, rupanya teman Rere itu
ketinggalan dompet terus kebetulan Vinvin juga kenal sama dia, nggak
lama kemudian Vinvin masuk ke kamar terus menanyakan aku, "Mau kenalan
nggak sama temanku?" aku jawab, "Masa aku bugil begini mau dikenalin",
"Cuek saja, lagian tadi aku sama dia sudah ngintip lu waktu sama Rere
tadi", aku bengong saja terus Vinvin membisikan sesuatu ke Rere terus
Rere mengangguk sambil tertawa cekikikan terus Rere membisikan kepadaku
supaya aku nanti menurut saja, katanya asyik sich. Lalu Vinvin dan Rere
yang cuma pakai selimut menemui temannya tadi terus diajak masuk
sebentar ke kamar Rere sambil matanya ditutup pakai T-shirt Vinvin.
Setelah itu Vinvin kasih isyarat ke aku biar diam saja sambil menuntun
Christ (nama temannya tadi) supaya rebahan dulu di tempat tidur. Tentu
saja Christ bertanya kalau ada apa ini. Lalu Vinvin bilang kalau entar
pasti nikmat dan nikmati saja. Christ mengangguk saja lalu Vinvin
menyuruh Rere pegang tangan Christ yang diangkat di atas kepalanya dan
Vinvin meraba-raba sekujur badan Christ di dalam bajunya, tentu saja
Christ teriak kegelian sampai akhirnya mendesah-desah keasyikan lalu
Vinvin pindah posisi dari duduk di atas paha Christ beralih ke samping
sambil kasih kode ke aku biar aku duduk menggantikan dia sambil tangan
Vinvin dimasukan ke dalam bra punya Christ, aku menurut saja sambil
mulai mengikuti Vinvin meraba-raba tubuh seksi Christ, sementara Christ
kaget dan mulai meronta-ronta nggak mau diteruskan, aku yang sudah
tanggung begitu langsung saja turun lalu menarik kaki Christ supaya
posisi pantatnya pas di sudut tempat tidur kelihatan Rere mengikuti dan
tetap memegang tangan Christ yang sudah mulai meronta dan
berteriak-teriak "Jangan", lalu Vinvin menutup mulut Christ dan melumat
bibirnya sembari kasih kode ke aku biar diteruskan saja, langsung
kubuka ritsluiting celananya dan kelihatan pahanya yang putih dan
bentuk kakinya yang seksi membuat aku cepat naik, waktu aku mau
peloroti CD-nya, Christ malah meronta-ronta sambil kakinya
menendang-nendang hingga aku kesulitan. Aku jepit kakinya dengan pahaku
lalu CD-nya aku tarik paksa sampai di bawah lututnya terus aku berdiri
sedikit buat melepas CD-nya tadi habis itu aku kangkangi pahanya
sembari aku arahkan penisku yang sudah tegang berat ke vagina Christ
yang ada di sudut tempat tidur itu.
Setelah kepala penisku
menyentuh mulut vaginanya, aku pegangi pinggulnya biar Christ agak diam
nggak meronta-ronta supaya aku bisa menyodok dengan mantap, gerakan
pinggul Christ sudah dapat aku tahan lalu aku cepat-cepat menyodok
penisku sekeras-kerasnya ke vaginanya, sesaat kelihatan gerakan Christ
yang berontak tertahan selama aku dorong masuk penisku tadi sampai
mentok, seret banget dan masih agak licin, aku lihat Vinvin masih
melumat bibir Christ sementara Rere melihat penisku yang sudah menancap
3/4 saja di vagina Christ tadi, setelah aku diamkan beberapa saat, aku
tarik lagi penisku lalu kudorong masuk lagi sementara Christ kembali
meronta-ronta menambah nikmatnya goyangan liarnya, lama-lama Christ
mulai melemah rontanya dan mulai kedengaran desahan Christ, nggak
tahunya Vinvin sudah nggak melumat bibirnya tadi. Mendengar desahan dan
rintihannya itu bikin aku semakin ganas, tanganku mulai meraba ke atas
dibalik T-shirtnya sampai menyentuh buah dadanya yang masih terbungkus
bra. Lalu aku singkap bajunya ke atas terus Vinvin membantu membukakan
bra Christ tadi sementara Rere sudah melepaskan pegangan tangannya dan
Rere mengambil guling lalu memeluk guling itu sambil menggigit bibirnya
sambil terus melihatku yang lagi "ngerjain" Christ dengan ganas, lalu
Vinvin ke kamar mandi sementara aku semakin percepat gerakanku yang
semakin keras sambil kuremas-remas dan kujilati puting buah dadanya
yang sudah merah merona serta desahan dan rintihan Christ yang menambah
nafsuku.
Rupanya rontaan Christ yang liar membuatku semakin
cepat keluar, baru 5 menitan aku sudah nggak tahan lagi, aku dorong
keras-keras sambil kupeluk Christ sekencang-kencangnya sampai Christ
nggak bisa nafas tapi masih tetap menggoyang pinggulnya, aku ejakulasi
30 detik lamanya kemudian Christ gantian mendekapku sambil menggigit
telingaku sembari melenguh menahan kenikmatan yang baru dia rasakan,
sementara penisku yang masih di dalam vagina Christ terasa hangat
karena cairan yang keluar dari vaginanya tadi. Christ orgasme sampai 15
detik lalu aku terkulai lemas di samping tubuh Christ lalu Vinvin
kembali ke tempat tidur lagi dan kami berempat pun terdiam tanpa ada
yang berbicara sampai tertidur semuanya.
TAMAT