Ahhh...Jangan Pak!!
Kira-kira empat bulan lalu, aku pindah
dari rumah kontrakanku ke rumah yang aku beli. Rumah yang baru ini
hanya beda dua blok dari rumah kontrakanku. Selain rumah aku pun mampu
membeli sebuah apartemen yang juga masih di lingkungan aku tinggal,
dari rumahku sekarang jaraknya 3 km. Selama aku tinggal di rumah
kontrakan, aku mengenal seorang pembantu rumah tangga, sebut saja
Yarmi. Dia juga pelayan di toko milik majikannya, jadi setiap aku atau
istriku belanja, Yarmi-lah yang melayani kami. Dia seorang gadis desa,
kulit tubuhnya hitam manis namun bodinya seksi untuk ukuran seorang
pembantu rumah tangga di daerah kami tinggal, jadi dia sering digoda
oleh para supir dan pembantu laki-laki, tapi aku yang bisa mencicipi
kehangatan tubuhnya. Inilah yang kualami dari 3 bulan lalu sampai saat
ini.
Suatu hari ketika aku mau ambil laundry di rumah majikan Yarmi dan kebetulan dia sendiri yang melayaniku.
"Yarmi, bisa tolong saya cariin pembantu..."
"Untuk di rumah Bapak...?"
"Untuk di apartemen saya, nanti saya gaji 4 juta."
"Wah gede tuh Pak, yach nanti Yarmi cariin... kabarnya minggu depan ya Pak."
"Ok deh, makasih yah ini uang untuk kamu, jasa cariin pembantu..."
"Wah.. banyak amat Pak, makasih deh.."
Kutinggal
Yarmi setelah kuberi 2 juta untuk mencarikan pembantu untuk
apartemenku, aku sangat perlu pembantu karena banyak tamu dan client-ku
yang sering datang ke apartemenku dan aku juga tidak pernah
memberitahukan apartemenku pada istriku sendiri, jadi sering kewalahan
melayani tamu-tamuku.
Dua hari kemudian, mobilku dicegat Yarmi ketika melintas di depan rumah majikannya.
"Malam Pak..."
"Gimana Yar, sudah dapat apa belum temen kamu?"
"Pak, saya aja deh.. habis gajinya lumayan untuk kirim-kirim ke kampung."
"Loh, nanti Ibu Ina, marah kalau kamu ikut saya."
"Nggak.. apa-apa deh Pak, nanti saya yang bilang sama Ibu."
"Ya, sudah kalau ini keputusanmu, besok pagi kamu saya jemput di ujung jalan sini lalu kita ke apartemen."
"Ok... Pak."
Keesokan
pagi kujemput Yarmi di ujung jalan dan kuantarkan ke apartemenku.
Begitu sampai Yarmi terlihat bingung karena istriku tidak mengetahui
atas keberadaan apartemenku.
"Tugas saya apa Pak...?"
"Kamu hanya
jaga apartemen ini, ini kunci kamu pegang satu, saya satu dan ini uang,
kamu belanja dan masak yang enak untuk lusa karena temen-temen saya mau
main ke sini."
"Baik Pak..."
Dengan perasaan agak tenang
kutinggalkan Yarmi, aku senang karena kalau ada tamu aku tidak akan
capai lagi karena sudah ada Yarmi yang membantuku di apartemen.
Keesokannya
sepulang kantor, aku mampir ke apartemen untuk mengecek persiapan untuk
acara besok, tapi aku jadi agak cemas ketika pintu apartemen kuketuk
berkali-kali tidak ada jawaban dari dalam. Pikiranku khawatir atas diri
Yarmi kalau ada apa-apa, tapi ketika kubuka pintu dan aku masuk ke
dalam apartemenku terdengar suara dari kamar mandiku yang pintunya
terbuka sedikit. Kuintip dari sela pintu kamar mandi dan terlihatlah
dengan jelas pemandangan yang membuat diriku terangsang. Yarmi sedang
mengguyur badannya yang hitam manis di bawah shower, satu tangannya mengusap payudaranya dengan busa sabun sedangkan satu kakinya diangkat ke closet dimana tangan satunya sedang membersihkan selangkangannya dengan sabun.
Pemandangan
yang luar biasa indah membuat nafsu birahiku meningkat dan kuintip
lagi, kali ini Yarmi menghadap ke arah pintu dimana tangannya sedang
meremas-remas payudaranya yang ranum terbungkus kulit sawo matang dan
putingnya sesekali dipijatnya, sedangkan bulu-bulu halus menutupi liang
vaginanya diusap oleh tangannya yang lain, hal ini membuat dia
merem-melek. Pemandangan seorang gadis kira-kira 19 tahun dengan lekuk
tubuh yang montok nan seksi, payudara yang ranum dihiasi puting coklat
dan liang vagina yang menonjol ditutupi bulu halus sedang dibasahi air
dan sabun membuat nafsu birahi makin meningkat dan tentu saja batangku
mulai mendesak dari balik celana kantorku.
Melihat nafsuku mulai
berontak dengan cepat kutanggalkan seluruh pakaian kerjaku di atas
sofa, dengan perlahan kubuka pintu kamar mandiku, Yarmi yang sudah
kembali membelakangiku, perlahan kudekati Yarmi yang membasuh sabun di
bawah shower. Secara tiba-tiba tubuhnya kupeluk dan kuciumi
leher dan punggungnya. Yarmi yang terkaget-kaget berusaha melepaskan
tanganku dari tubuhnya. "Akh.. jangan Pak.. jangan.. tolong Pak..."
Karena tenaganya lemah sementara aku yang makin bernafsu, akhirnya
Yarmi melemaskan tenaganya sendiri karena kalah tenaga dariku. Bibir
tebal dan merekah sudah kulumatkan dengan bibirku, tanganku yang satu
membekap tubuhnya sambil menggerayangi payudaranya, sedangkan tanganku
yang satunya telah mendarat di pangkal pahanya, vaginanya pun sudah
kuremas.
"Ahhh.. ahhh.. jja. jjangan.. Pak..."
"Tenang sayang.. nanti juga enak..."
Aku
yang sudah makin buas menggerayangi tubuhnya bertubi-tubi membuat Yarmi
mengalah dan Yarmi pun membalas dengan memasukkan lidahnya ke mulutku
sehingga lidah kami bertautan, Yarmi pun mulai menggelinjang di saat
jariku kumasukan ke liang vaginanya. "Arghh.. arghh... enak.. Pak..
argh..." Tubuh Yarmi kubalik ke arahku dan kutempelkan pada dinding di
bawah shower yang membasahi tubuh kami. Setelah mulut dan
lehernya, dengan makin ke bawah kujilati akhirnya payudaranya kutemukan
juga, langsung kuhisap kukenyot, putingnya kugigit. Payudaranya kenyal
sekali seperti busa. Yarmi makin menggelinjang karena tanganku masih
merambah liang vaginanya. "Argh.. akkkhh... akhh... terus.. Pak...
enak... terus..." Aku pun mulai turun ke bawah setelah payudara, aku
menjilati seluruh tubuhnya, badan, perut dan sampailah ke
selangkangannya dimana aku sudah jongkok sehingga bulu halus yang
menutupi vaginanya persis di hadapanku, bau harum tercium dari
vaginanya.
Aku pun kagum karena Yarmi merawat vaginanya
sebaik-baiknya. Bulu halus yang menutupi vaginanya kubersihkan dan
kumulai menjilati liang vaginanya. "Ssshh.. sshh.. argh.. aghh... aw...
sshhh.. trus... Pak.. sshh... aakkkhh..." Aku makin kagum pada Yarmi
yang telah merawat vaginanya karena selain bau harum, vagina Yarmi yang
masih perawan karena liangnya masih rapat, rasanya pun sangat
menyegarkan dan manis rasa vagina Yarmi. Jariku mulai kucoba dengan
sesekali masuk liang vagina Yarmi diselingi oleh lidahku. Rasa manis
vagina Yarmi yang tiada habisnya membuatku makin menusukkan lidahku
makin ke dalam sehingga menyentuh klitorisnya yang dari sana rasa manis
itu berasal. Yarmi pun makin menggelinjang dan meronta-ronta keenakan
tapi tangannya malah menekan kepalaku supaya tidak melepaskan lidahku
dari vaginanya.
"Auwwwhhh... aahhh... terus.. sedappp... Pakkkh..."
"Yar... vaginamu sedap sekali... kalau begini... setiap malam aku pingin begini terus..."
"Mmm.. yah.. Pak.. terus.. Pak... oohhh..."
Yarmi
makin menjerit keenakan dan menggelinjang karena lidahku kupelintir ke
dalam vaginanya untuk menyedot klitorisnya. Setelah hampir 30 menit
vagina Yarmi kusedot-sedot, keluarlah cairan putih kental dan manis
serta menyegarkan membanjiri vagina Yarmi, dan dengan cepat kujilat
habis cairan itu yang rasanya sangat sedap dan menyegarkan badan.
"Ooohhh... ough... arghhh... sshh.. Pak, Yarmi... keluar.. nihhh... aahhh... sshh..."
"Yar...
cairanmu... mmmhh... sedap.. sayang... boleh.. saya masukin sekarang...
batang saya ke vagina kamu? mmhh.. gimana sayang..."
"Hmmm... boleh Pak.. asal.. Ibu nggak tahu..."
Yarmi
pun lemas tak berdaya setelah cairan yang keluar dari vaginanya banyak
sekali tapi dia seakan siap untuk dimasuki vaginanya oleh batangku
karena dia menyender dinding kamar mandi tapi kakinya direnggangkan.
Aku pun langsung mendempetnya dan mengatur posisi batangku pada liang
vaginanya. Setelah batangku tepat di liang vaginanya yang hangat,
dengan jariku kubuka vaginanya dan mencoba menekan batangku untuk masuk
vaginanya yang masih rapat.
"Ohhh... Yarmi.. vaginamu rapat sekali, hangat deh rasanya... saya jadi makin suka nih..."
"Mmmmhh... mhhh.. Pak.. perih.. Pak... sakit..."
"Sabar.. sayang.. nanti juga enak kok, sabar ya..."
Berulang
kali kucoba menekan batangku memasuki vagina Yarmi yang masih perawan
dan Yarmi pun hanya menjerit kesakitan, setelah hampir 15 kali aku
tekan keluar-masuk batangku akhirnya masuk juga ke dalam vagina Yarmi
walaupun hanya masuk setengahnya saja. Tapi rasa hangat dari dalam
vagina Yarmi sangat mengasyikan dimana belum pernah aku merasakan
vagina yang hangat melebihi kehangatan vagina Yarmi membuatku makin
cepat saja menggoyangkan batangku maju-mundur di dalam vagina Yarmi.
"Yar, vaginamu hangat sekali, batangku rasanya di-steam-up sama vaginamu..."
"Iya.. Pak, tapi masih perih Pak..."
"Sabar ya sayang..."
Kukecup
bibirnya untuk menahan rasa perih vagina Yarmi yang masih rapat alias
perawan sedang dimasuki batangku yang besarnya 29 cm dan berdiameter 5
cm, wajar saja kalau Yarmi menjerit kesakitan. Payudaranya pun sudah
menjadi bulan-bulanan mulutku, kujilat, kukenyot, kusedot dan kugigit
putingnya. "Ahh.. ahhh.. aah.. aww... Pak... iya Pak.. enak deh..
rasanya ada yang nyundul ke dalam memek Yarmi.. aahh..." Yarmi yang
sudah merasakan kenikmatan ikut juga menggoyangkan pinggulnya
maju-mundur mengikuti iramaku. Hal ini membuatku merasa menemukan
kenikmatan tiada tara dan membuat makin masuk lagi batangku ke dalam
vaginanya yang sudah makin melebar.
Kutekan batangku
berkali-kali hingga rasanya menembus hingga ke perutnya dimana Yarmi
hanya bisa memejamkan mata saja menahan hujaman batangku berkali-kali.
Air pancuran masih membasahi tubuh kami membuatku makin giat menekan
batangku lebih ke dalam lagi. Muka Yarmi yang basah oleh air shower
membuat tubuh hitam manis itu makin mengkilat sehingga membuat nafsuku
bertambah yaitu dengan menciumi pipinya dan bibirnya yang merekah.
Lidahku kumasukan dalam mulutnya dan membuat lidah kami bertautan,
Yarmi pun membalas dengan menyedot lidahku membuat kami makin bernafsu.
"Mmmhh... mmmhhh... Pak.. batangnya nikmat sekali, Yarmi jadi..
mmauu... tiap malam seperti ini.. aaakh... aakkhh.. Paaakkhh.. Yarmi
keeluuaarrr.. nniihh..."
Akhirnya bobol juga pertahanan Yarmi
setelah hampir satu jam dia menahan seranganku dimana dari dalam
vaginanya mengeluarkan cairan kental yang membasahi batangku yang masih
terbenam di dalam vaginanya, tapi rupanya selain cairan, ada darah
segar yang menetes dari vaginanya dan membasahi pahanya dan terus
mengalir terbawa air shower sampai ke lantai kamar mandi dan
lemaslah tubuhnya, dengan cepat kutahan tubuhnya supaya tidak jatuh.
Sementara aku yang masih segar bugar dan bersemangat tanpa melihat
keadaan Yarmi, dimana batangku yang masih tertancap di vaginanya.
Kuputar tubuhnya sehingga posisinya doggy style, tangannya kutuntun untuk meraih kran shower,
sekarang kusodok dari belakang. Pantatnya yang padat dan kenyal
bergoyang-goyang mengikuti irama batangku yang keluar-masuk vaginanya
dari belakang.
Vagina Yarmi makin terasa hangat setelah
mengeluarkan cairan kental dan membuat batangku terasa lebih
diperas-peras dalam vaginanya. Hal itu membuatku merasakan nikmat yang
sangat sehingga aku pun memejamkan mata dan melenguh. "Ohhh... ohhh..
Yar.. vaginamu sedap sekali, baru kali ini aku merasakan nikmat yang
sangat luar biasa... aakkh.. aakkhh... sshhh..." Yarmi tidak memberi
komentar apa-apa karena tubuhnya hanya bertahan saja menerima sodokan
batangku ke vaginanya, dia hanya memegangi kran saja. Satu jam kemudian
meledaklah pertahanan Yarmi untuk kedua kalinya dimana dia mengerang,
tubuhnya pun makin merosot ke bawah dan cairan kental dengan derasnya
membasahi batangku yang masih terbenam di vaginanya. "Akhhh...
aakkhh... Pak... Pakkhh... nikmattthhh..."
Setelah tubuhnya
mengelepar dan selang 15 menit kemudian gantian tubuhku yang mengejang
dan meledaklah cairan kental dari batangku dan membasahi liang vagina
Yarmi dan muncrat ke rahim Yarmi, yang disusul dengan lemasnya tubuhku
ke arah Yarmi yang hanya berpegang pada kran sehingga kami terpeleset
dan hampir jatuh di bawah shower kamar mandi. Batangku yang
sudah lepas dari vagina Yarmi dan masih menetes cairan dari batangku,
dengan sisa tenaga kugendong tubuh Yarmi dan kami keluar dari kamar
mandi menuju kamar tidur dan langsung ambruk ke tempat tidurku secara
bersamaan.
Aku terbangun sekitar jam 10.30 malam, itupun karena
batangku sedang dikecup oleh Yarmi yang sedang membersihkan sisa-sisa
cairan yang masih melekat pada batangku, Yarmi layak anak kecil
menjilati es loli. Aku usap kepalanya dengan lembut. Setelah agak
kering Yarmi bergeser sehingga muka kami berhadapan. Dia pun menciumi
pipi dan bibirku.
"Pak.. Yarmi puas deh... batang Bapak nikmat
sekali pada saat menyodok-nyodok memek Yarmi, Yarmi jadi kepingin tiap
hari deh, apalagi di saat air hangat mengalir deras di rahim Yarmi...
kalau Bapak gimana? Puas nggak.. sama Yarmi...?"
"Yar.. Bapak pun
puas sekali.. Bapak senang bisa ngebongkar vagina Yarmi yang masih
rapat.. terus terang... baru kali ini Bapak puas sekali bermain, sejak
dulu sama istriku aku belum pernah puas seperti sekarang... makanya
saya mau Yarmi siap kalau saya datang dan siap jadi istri kedua saya...
gimana..?"
"Saya mah terserah Bapak aja."
"Sekarang saya pulang dulu yach.. Yarmi... besok aku ke sini lagi..."
"Oke... Pak.. janji yach... vagina Yarmi maunya tiap hari nich disodok punya Bapak..."
"Oke.. sayang..."
Kukecup
pipi dan bibir Yarmi, aku mandi dan setelah itu kutinggal dia di
apartemenku. Sejak itu setiap sore aku pasti pulang ke tempat Yarmi
terlebih dahulu baru ke istriku, sering juga aku beralasan pergi bisnis
keluar kota pada istriku, padahal aku menikmati tubuh Yarmi pembantuku
yang juga istri keduaku, hal ini sudah kunikmati dari tiga bulan yang
lalu dan aku tidak tahu akan berakhir sampai kapan, tapi aku lebih
senang kalau pulang ke pangkuan Yarmi.
Ohhhh.. Yarmi, pembantuku? Istri keduaku?
TAMAT