Gairah Di Pesawat Terbang
"Ladies and gentlemen welcome aboard
flight SQ318 destination Los Angeles from Taipei. We will stop in
Hawaii for a few moment to refill our fuel and continue to Los Angeles.
The flight to Hawaii will take seven hours. So sit down and enjoy our
flight entertainment. Dinner will be served at seven pm Taiwan
time."Sekali lagi aku menguap. Perjalanan ini pasti membosankan
pikirku. Aku melirik penumpang yang duduk di sebelahku. Wanita yang
duduk di sebelahku cantik sekali. Kulitnya putih mulus, mukanya manis.
Rambutnya dipotong pendek. Mukanya mengingatkanku akan sebuah karakter
dalam kartun Jepang Amy dalam film Sailormoon. Mataku mulai
berkeliaran, dadanya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil tapi
kelihatan ketat dan tidak menunjukkan kekenduran sedikitpun. Bajunya
putih ketat terbuat dari bahan yang elastis menunjukan lekukan tubuhnya
yang sempurna. Perutnya datar dan pinggangnya yang melekuk sungguh
aduhai.
Tak kusadari dia melihat ke arahku. "Kok ngeliatin kayak
gitu sih Mas?" Mukaku langsung merah padam menanggung malu. Aku
gelagapan bilang, "Maaf Non habis kamunya cakep sih."
Di luar
dugaan dia cuma tersenyum kecil. Sambil mengulurkan tangannya dia
berkata, "Nama saya Annie, nama kamu siapa?" aku agak bengong sebentar
tapi kemudian menjabat tangannya dan menjawab, "Eh.. nama saya
Jonathan." Tangannya lembut sekali. Pikiranku mulai ngeres. Wah enak
sekali kalau yang dipegang itu kemaluanku.
"Kok jabat tangannya
nggak lepas-lepas sih?" aku tersentak lagi dan minta maaf. Aku
mengambil majalah dan mulai membacanya untuk menutupi mukaku yang mulai
merah menahan malu. Aku memang boleh dibilang jarang ada pacar walaupun
aku boleh dibilang lumayan. Kalau masalah seks, aku sih personal
experience masih belum ada, cuma masturbasi saja pernahnya. Aku sudah ngebet sekali nge-seks dengan cewek tapi sampai sekarang peruntungan masih belum ada.
"Eh kamu pernah sekolah di SMP **** (edited) bukan?" tanyanya secara tiba-tiba.
"Kamu kok tahu?"
"Tadi waktu ngeliat kamu rasanya aku pernah ngeliat kamu sih, apa lagi ngedenger nama kamu. Aku dulu pernah sekelas sama kamu."
"Tapi rasanya nggak ada yang namanya Annie di kelasku."
"Waktu itu aku belum ganti nama, waktu itu namaku Li Ruyin, inget nggak?"
Aku
seperti tersentak saja, si Li Ruyin itu pacar impianku, biarpun
badannya tidak perfect tapi cantik sekali. Tapi cewek yang di depan
mataku ini kelihatannya lain sekali, jauh lebih cantik. "Oh kamu toh,
gila, kamu beda banget. Kamu dulu kayak anak kecil saja, sekarang kayak
bidadari saja," timpalku.
Dia cuma tersipu saja, kemudian kami
pun mulai menceritakan keadaan masing-masing. Ternyata setelah lulus
SMP, dia pergi ke Kanada untuk belajar di sana. Dari Kanada, dia
berjalan-jalan ke Taiwan dan dalam perjalanan balik ke Kanada tapi
bakal tinggal di L.A untuk sementara. Sementara di Kanada, dia tidak
ada cowok, katanya sih tidak ada yang mengejar dia. Gila, pikirku,
cewek cakep, body perfect seperti dia tidak ada yang mengejar.
Akhirnya
makan malam pun mulai dihidangkan. Sebagai penumpang First Class, kami
ditawari bermacam jenis arak dan anggur. "Whisky please," ucapku kepada
sang pramugari. Dia menuangkan segelas Whisky. Annie ternyata memilih
untuk minum Brandy. Sewaktu makan malam dihidangkan, lampu mulai
diredupkan. Tiba-tiba saja aku ada rasa untuk mengungkapkan perasaanku
kepadanya yang tak tersampaikan sewaktu di Surabaya.
"Yin, aku mau tanya nih tapi kamu jangan kaget ya..."
Sambil tetap mengunyah dia menoleh ke arahku dan mengangguk.
"Yin, aku waktu di **** (edited) dulu udah mulai suka sama kamu, tapi tidak ada kesempatan dan keberanian."
"Jon, kamu mah gombal," jawabnya sambil meminum Whisky-nya.
"Yin, yang mau aku tanyain, kalau misalnya aku ngejar kamu gimana?"
"Tergantung," jawabnya polos.
Aku
tidak banyak tanya lagi, kata "tergantung" sudah membuatku hilang
semangat dan putus asa. Akhirnya piring kami diambil kembali dan waktu
telah agak malam dan aku sudah kepingin tidur. Aku minta selimut kepada
pramugari pesawat itu dan Annie pun juga minta selimut. Tapi
pramugarinya kembali dan memberitahu kalau selimutnya tinggal satu saja
tapi selimut ini cukup untuk dua orang.
Akhirnya aku dan Annie share
selimut itu dan tempat menaruh tangan di tengah kuangkat. Aku masih
tidak bisa tidur, memikirkan si Annie. Bagiku kata "tergantung" adalah
sebuah tolakan halus yang menyakitkan. Pernah aku menunggu jawaban
seorang cewek yang memberi kata "tergantung" tetapi ternyata dia sudah
punya pacar. Tiba-tiba saja aku merasakan kepala Annie di pundakku,
rupanya dia tertidur dan tidak sengaja. Aku tatap wajahnya yang manis
dan cakep itu. Bibir imutnya seakan menggodaku untuk menciumnya. Tetapi
aku berhasil menahan nafsuku dan mulai membetulkan dudukku.
Aku
menoleh lagi, seakan aku ingin sekali melihati dia terus. Akhirnya
tanpa peduli resiko, tanganku, kutaruh di pinggangnya sementara tangan
satunya kutaruh di belakang kepalanya dan kucium bibirnya. Tanpa
diduga, lidahnya mulai menerobos bibirku dan akhirnya lidah kami
berduel di dalam mulut kami. Tangannya menarikku supaya lebih dekat.
Akhirnya kami beristirahat untuk mengambil nafas.
"Yin, apa sih maksudmu 'tergantung'?"
"Maksudku, tergantung kamu mau nggak ngejar aku. Kalau kamu mau, sih aku terima saja."
Aku
tercengang, ternyata tadi dia cuma main hard-to-get. Kucium dia sekali
lagi tapi kali ini aku mulai ciumi juga lehernya dan kupingnya.
Tanganku juga mulai masuk ke dalam bajunya yang ketat itu. Akhirnya
tanganku mulai menyentuh bagian dasar payudaranya, dengan satu gerakan
mulus, tanganku mulai menggenggam payudaranya yang lentur itu.
Pentilnya yang sudah berdiri itu kumainkan dengan ibu jariku. Dia cuma
mendesah kecil. Dia melepas ciuman kami dan di bawah selimut yang
hangat itu dia melepaskan kaos dan BH-nya. Penumpang lain sudah tidur
dan kami duduk di kursi paling belakang, sehingga tidak ada yang dapat
melihat ataupun menduga apa yang kami lakukan.
Setelah itu kami
pun mulai melanjutkan permainan kami yang gila ini. Tanganku mulai
meraba masuk celananya tak dapat dikira, ternyata dia tidak memakai
celana dalam. Tanganku mulai menelusuri "hutan" kemaluannya dan
akhirnya menemukan klitorisnya yang juga telah berdiri seperti pentil
payudaranya. Sewaktu tanganku menyentuh klitorisnya, dia bergetar
sedikit. Kubenamkan kepalaku di bawah selimut dan dengan lahapnya
kuhisap dan kujilat pentilnya sementara tanganku sibuk bermain dengan
klitoris dan liang kemaluannya. Desahannya mulai agak cepat dan aku
mulai takut ketahuan dan tertangkap. Jadi kucium dia sambil tanganku
tetap bermain di kemaluannya. Akhirnya dia mendapat klimaks dan
jeritannya cuma terdengar dalam mulutku. Ledakan klimaksnya sangat
dahsyat dan tanganku dibanjiri oleh air bah klimaksnya seolah-olah
seperti bendungan pecah keluar dari liang kemaluannya. Celananya kini
pun telah basah oleh air klimaksnya.
Tanganku yang untuk pertama
kalinya bermain dengan kemaluan cewek ini mulai pegal. Akhirnya
kubetulkan posisi dudukku dan kupeluk dia. Dia memakai kembali kaosnya
dan bersandar pada dadaku. "Jon, kamu belum puas kan, aku puasin yah?"
Aku mulai gelagapan, jangan-jangan si Annie mau main di pesawat. Aku
tidak mau menanggung malu kalau ketahuan orang-orang, jadi aku bilang,
"Yin, kamu keliatannya capek, kamu istirahat saja, kamu kalau mau
puasin aku boleh saja tapi nanti saja."
Akhirnya pesawat kami
tiba di Honolulu, Hawaii untuk mengisi bahan bakar. Kami diperbolehkan
menunggu di dalam pesawat ataupun turun pesawat dan melihat-lihat
keadaan Hawaii dari ruang tunggu. Aku dan Annie turun pesawat dan ke
ruang tunggu. Kami punya 2 jam untuk jalan-jalan.
"Yin, kita mau ngapain?" tanyaku sambil menggandeng tangannya bak sepasang kekasih.
"Kamu maunya apa?" jawabnya sambil memberikan senyuman seribu arti.
Waktu
masuk, aku melihat ada iklan hotel dalam airport. Kuajukan saranku
untuk beristirahat di dalam hotel. Annie setuju saja dan kami memesan
satu kamar. Sesampai di kamar, aku langsung merebahkan diri di ranjang
setelah melepas kaos dan sepatu serta kaos kakiku. Annie berdiri di
depan ranjang dan menyalakan TV, acara yang ditayangkan adalah MTV. Dia
berjalan pelan mendekati ranjang tanpa melepaskan kontak mata.
Pinggulnya bergerak ke kiri dan kanan dengan seksinya. Dengan gerakan
yang mulus, dia mulai berdansa dengan seksinya. Satu persatu pakaiannya
dilepas hingga badannya tidak terbungkus sehelai kain pun. Batang
kemaluanku sudah tegang dan keras seperti baja. Perlahan-lahan dia naik
ke ranjang. Dengan kedua lututnya, dia menopang badannya dan dia mulai
menunduk dan menyingkapkan selimut ranjang yang kupakai. Sabukku
dilepasnya dan celanaku ditarik sampai ke lutut. Batang kemaluanku
sudah sangat menonjol dan kepalanya keluar dari bagian atas celana
dalamku. Kutendang celanaku ke lantai. Celana dalamku dipelorotnya dan
mulutnya yang kecil itu mulai mengulum batang kemaluanku. Semua itu
dilakukannya tanpa melepaskan kontak matanya dari mataku. Gerakan
mulutnya yang naik turun diiringi dengan sedotannya yang keras sungguh
membuat nafsuku meledak. Pinggulku, kugerakkan naik turun seirama
dengan naik turun mulutnya.
Kepalanya kupegang dan setiap kali
kepalanya turun, kudorong kepalanya serendah mungkin agar seluruh
batang kemaluanku ditelannya sedalam mungkin. Akhirnya klimaksku mulai
mendaki naik dengan tajam, gerakan mulutnya pun mulai cepat dan
hisapan-hisapannya semakin keras. "Yin, aku mau keluar nih, kalau kamu
nggak lepasin entar aku bakal nyemprot di mulut kamu nih..." ucapku.
Dia
tidak menggubris peringatan yang kuberikan, bahkan gerakannya makin
dipercepat. "Ohhh yesss... arghhh..." Aku menjerit keras. Aku seolah
melayang di dimensi keempat dan kenikmatan yang kudapat tidak dapat
dilukiskan dengan kata-kata sewaktu aku menyemprotkan spermaku di dalam
mulutnya yang mungil itu. Seluruh spermaku ditelannya dan batang
kemaluanku dijilatinya agar tidak ada setetes sperma pun yang bakal
tertinggal.
Dia memandangku dan bertanya, "Gimana, aku hebat
nggak?" Hebat? Apa saja yang dilakukannya sangat hebat dan mungkin dia
penjilat kemaluan laki-laki yang terbaik di dunia. Aku tidak tahu
berapa tahun dia latihan dan berapa batang kemaluan yang telah dia
hisap.
"Yin, aku nggak tahu gimana bilangnya, kamu bukan hebat lagi, kamu the best."
"Jon, aku tahu kamu cuma basa basi saja. Tadi itu pertama kali aku nyoba ngisep kontol orang loh..."
"Yang bener saja, aku tidak percaya Yin. Masa aku cowok pertama yang kamu isep."
"Okay
deh Jon, aku ceritain deh. Aku dulunya ada banyak cowok, tapi semua
tidak cocok. Tiap kali aku sama cowok-cowokku yang dulu dating, kami
sampai petting."
"Terus?"
"Yah, waktu sampai heavy petting, kusuruh cowokku 'ngisep aku' tapi tidak ada yang mau. Jadi satu persatu aku putusin."
"Nah apa hubungannya sama kamu 'ngisep aku'?"
"Aku
sayang sama kamu Jon, alasan kedua aku putusin cowok-cowokku yang dulu
sebab aku tidak bisa ngelupain kamu. Aku masih inget waktu itu aku
diganggu sama orang jahat di dekat Mal Galaxy, kamu ngebantu aku. Kalau
nggak ada kamu aku nggak tahu bakalan gimana. Sejak waktu itu aku mulai
suka sama kamu."
Hatiku mulai tersentuh dengan ucapannya itu.
Kupeluk dia dan kucium bibirnya. Ciumanku mulai menjalar ke pipinya,
kupingnya, dagunya dan lehernya. Tak berapa lama, ciumanku sampai ke
buah dadanya. Sambil kucium dan kujilat pentil buah dadanya yang mulai
keras dan tegak, tanganku menelusuri perutnya, hutannya dan akhirnya
jariku masuk ke dalam liang kemaluannya. Dia mulai mendesah kecil.
Tangannya mengelus kepalaku dan rambutku. Ciumanku mulai menurun ke
bawah sampai ke liang kemaluannya. Klitorisnya yang telah berdiri tegak
terlihat jelas. Kujilat sekali dan efeknya sangat dahsyat.
Jeritan-jeritan kenikmatan mulai keluar dari mulutnya. Sambil jariku
keluar masuk lubangnya yang sempit itu, kujilati klitorisnya dengan
penuh semangat. Bau odor seks yang keluar dari kemaluannya terasa harum
di hidungku, menambah semangatku. Jilatanku keras dan cepat. Irama
sodokan jariku kupercepat dan kuperlambat, membuat Annie menggeliat dan
menjerit keenakan.
"Jon, kontolmu Jon, masukin donk..."
"Yin, kamu udah pernah belum?"
"Kok nanya sih? Pasti belum lah!"
"Yin, pertama kali bakal sakit loh."
"Gini
saja Yin, aku tiduran di ranjang and kamu mengangkang di atasku, terus
kamu saja yang masukin agar kamu enak. Kalau gitu, semua kamu yang
ngatur. Kalau sakit diem, kalau udah biasa masukin lagi."
"Suka-suka kamu deh."
Akhirnya
dia pun mengangkang di atas batang kemaluanku dan berat badannya
ditopang dengan lututnya. Perlahan-lahan dia menurunkan badannya.
Tangannya memegang batang kemaluanku dan diarahkannya ke dalam liang
kemaluannya. Liang kemaluannya sempit sekali. Sedikit demi sedikit
batang kemaluanku ditelan lubang kemaluannya. Kurasakan ada hambatan di
depan batang kemaluanku, rupanya dia masih benar-benar perawan.
"Yin,
waktu hymen kamu pecah kamu pasti ngerasain sakit jadi kamu kerasin
saja agar sekali langsung masuk." Dia menurut anjuranku dan menggunakan
seluruh berat badannya dan gravitasi, dia menurunkan badannya. Pada
saat yang sama, kuangkat lututku untuk menopang badannya. Jeritannya
menggema di dalam kamar yang kecil itu dan seprei ranjang diremasnya
kuat-kuat.
Kami beristirahat sebentar, agar liang kemaluannya
bisa beradaptasi dengan adanya batang kemaluanku di dalam liang
kemaluannya. Setelah kurang lebih 3 menit, kutidurkan dia di ranjang.
Kedua kakinya di pundakku dan aku bertanya,
"Yin, aku mulai ya?"
"Iya Jon, tapi jangan sakiti aku."
"Tenang kalau sakit bilang saja, aku pasti stop."
Pinggulku
mulai kugerakan maju mundur dan jariku bermain dengan klitorisnya.
Irama sodokanku dimulai dengan irama yang pelan, dan irama itu
terkadang kupercepat. Erangan kenikmatan menggema di dalam kamar. Annie
telah klimaks dua kali selama irama ini kupermainkan. Akhirnya
klimaksku pun telah mendekat. Iramanya kupercepat dan Annie pun
mengikuti iramaku dan menarik tanganku agar batang kemaluanku bisa
masuk sedalam mungkin. Pas sebelum aku klimaks, kurasakan dinding
lubang kemaluan Annie mengeras dan mencengkeram batang kemaluanku
dengan kuatnya dan dia pun mendapatkan klimaksnya sekali lagi. Tidak
lebih dari dua detik, aku pun menyemprotkan spermaku di dalam liang
kemaluannya.
Badan kami penuh keringat dan aku pun berbaring di
sebelah Annie. Kami kembali berpakaian dan bergegas menuju pesawat,
sebab kami hanya ada sepuluh menit sebelum pesawatnya berangkat.
TAMAT