Lasmi Dan Mertua
Lasmi adalah bekas istri sepupuku yang
bercerai karena setelah setahun menikah keduanya sudah tidak saling
cocok lagi. Maklum, mereka menikah masih sangat muda, Lasmi 20 tahun
sedang sepupuku 22 tahun. Ditambah lagi kedua orang tua sepupuku kurang
menyukai Lasmi karena sekalipun cantik tapi Lasmi dianggapnya bukan
berasal dari keluarga ningrat. Setelah bercerai Lasmi semula bekerja di
Panti Pijit tapi hanya sebentar sebelum dia mendapat pekerjaan sebagai
staf administrasi di sebuah kantor Swasta. Karena dia memang cantik
maka cepat saja dia dapat menarik hati seorang pemuda yang cukup kaya.
Mas Indra nama pemuda itu, anak dari Direktur perusahaan itu yang
tergila-gila pada Lasmi. Akan tetapi yang pertama kali tertarik pada
Lasmi justru Pak Suryo, ayah Mas Indra. Laki-laki yang pernah menjadi
langganan pijit Lasmi ini rupanya ada hati pada janda cantik ini dan
dialah yang membujuk Lasmi untuk bekerja sebagai staf di kantornya.
Lasmi sendiri tidak mengira bahwa Mas Indra nekat melamarnya sebagai
istri tapi meskipun kurang sreg diterima juga lamaran itu
karena Mas Indra orangnya cukup ramah sehingga Lasmi juga cukup senang.
Apalagi berikutnya dia juga sangat dimanja sekali oleh kedua mertua
barunya di mana dia diajak tinggal serumah. Tapi, justru karena kelewat
akrab dan manja teristimewa dengan Pak Suryo mertua lakinya maka
terjadilah kontak terlarang di antara keduanya.
Pak Suryo adalah
seorang pengusaha yang cukup kaya. Perusahaannya ada dua dan untuk
mengawasinya dia berkantor di sebuah rumah yang disewa tepat di sebelah
kiri rumah tinggalnya sendiri, sedang di sebelah kanannya lagi adalah
rumah yang diperuntukkan bagi pasangan Mas Indra dan Lasmi. Sementara
itu Bu Suryo mengusahakan sebuah Mini market yang juga tidak jauh dari
situ.Melihat dari kesibukan tugas masing-masing keluarga maka Lasmi
memang lebih banyak waktu berdua dengan Pak Suryo. Karena selain masih
tetap meneruskan bekerja di kantor Pak Suryo, Lasmi juga boleh dibilang
tinggal serumah dengan Boss yang sudah jadi mertuanya ini.
Masing-masing rumah mereka hanya dibatasi oleh dinding dan ada pintu
penghubung yang selalu terbuka diantaranya. Nah, selain kesempatan
selalu bertemu yang leluasa, juga sikap manja-manja genit Lasmi kepada
mertua lakinya yang kalau sedang bercanda berdua sudah meningkat bebas
terlupa batas sampai saling berpeluk-pelukan, tentu saja memancing
nafsu birahi terpendam sang mertua kepada menantunya ini. Maklum
kebiasaan genit terpengaruh lingkungan Panti Pijit masih melekat pada
Lasmi, teristimewa kepada laki-laki setengah umur seusia Pak Suryo.
Gairah
kelelakian Pak Suryo yang terpendam kepada Lasmi memang menuntut karena
sang menantu makin dipandang makin menggiurkan saja. Ditahan makin lama
makin meluap dan ketika dicoba mengutarakannya dengan memancing-mancing
sambil mengobral banyak pemberian nampaknya tidak ada penolakan dari
Lasmi, dengan sendirinya kelanjutan ke arah hubungan terlarang ini
menjadi semakin mulus.
Tidak bisa disalahkan, Lasmi yang latar
belakangnya binal kalau sudah terlalu dekat apalagi sudah terlalu
banyak dibanjiri hadiah sang mertua, maka kesadarannya pun cepat saja
jadi buntu ketika itu. Jelas, karena sebenarnya bukan baru dimulai saat
itu saja tapi dari awalnya Lasmi memang sudah diincar oleh Pak Suryo
dan Lasmi sendiri juga sudah menaruh perasaan tertarik kepada bossnya
yang simpatik ini. Cuma saja karena keburu diserobot duluan oleh Mas
Indra yang lebih ngotot maka perasaan hati keduanya sempat tersendat
dan sekarang mulai terungkit kembali. Menggelegak semakin hari semakin
matang sampai kemudian di suatu sore yang merupakan penentuan ketika
Pak Suryo mencoba sedikit nekat untuk menangkap menantu cantik ini
dalam pelukannya tapi kali ini disertai dengan menyosor bibir Lasmi.
"Hffmmm..
hghh.." Lasmi mengejang tersumbat mulutnya oleh lumatan nafsu Pak Suryo
tapi begitupun dia tidak berontak. Ada beberapa saat dia ikut terhanyut
dalam asyiknya berciuman bergelut lidah dan ketika cukup untuk saling
melepas, terlihat air mukanya merah merona.
"Bapak nekatt.." komentarnya malu-malu geli.
"Abisnya kamu ngegemesin Bapak sih.."
Itu
awal pertama percobaan Pak Suryo. Tentu saja melihat ada lampu hijau
seperti ini jelas membuatnya lebih berani lagi. Dia sudah mulai mencari
simpati dengan cerita tentang Bu Suryo yang mulai kurang memberinya
kebutuhan penyaluran seks. Dan ternyata meskipun tidak terucapkan tapi
dari mimik wajah Lasmi tertangkap oleh Pak Suryo bahwa sang menantu ini
mulai terpengaruh prihatin kepadanya. Terbukti ketika pada kesempatan
hari berikutnya dia mengulang lagi memeluk dan mengajak berciuman tapi
kali ini sambil sebelah tangannya menggerayangi bagian-bagian
kewanitaan Lasmi, mulai dari kedua susunya sampai kemudian menyusup ke
selangkangan, meremas gemas bukit vaginanya, lagi-lagi tidak ada
penolakan dari sang menantu cantik ini. Seperti yang pertama Lasmi juga
membiarkan sebentar dan ikut terhanyut oleh ajakan berciuman yang
hangat bernafsu ini, hanya saja ketika terasa akan terlupa daratan
segera dia minta melepas ciuman.
"Pak jangan sekarang.. Lasmi
takut kalo ketauan.." bisiknya cemas karena sudah terasa jari nakal Pak
Suryo menyusup mengorek-ngorek di celah kemaluan di bagian klitorisnya.
Mendapat peringatan ini Pak Suryo pun seperti tersadar dan melepaskan
Lasmi.
"Heehh.. nanti kalau ada kesempatan Bapak ke kamarmu, ya?" katanya masih sempat memesan.
Lasmi
hanya mengiyakan dan segera berlalu dari situ meninggalkan Pak Suryo
yang meskipun masih nampak penasaran tapi dalam hatinya lega karena
yakin bahwa pada kesempatan berikut tentu dia pasti dapat meniduri
menantu cantik ini.
Suatu hari Mas Indra akan dinas keluar kota,
pagi-pagi buta itu Lasmi sudah kembali naik tidur setelah mengantar Mas
Indra cuma sampai di pintu kamar untuk berangkat ke airport. Membanting
tubuhnya lemas karena Mas Indra masih sempat mengajaknya bermain cinta
sesaat sebelum berangkat.Ketika setengah layap-layap itulah dia
dihampiri Pak Suryo yang masuk ke kamarnya tanpa sepengetahuannya.
Begitu datang Pak Suryo yang rupanya sudah lama menunggu kesempatan
baik ini langsung ikut naik berbaring dan mulai menggerayangi tubuh
Lasmi yang masih bertelanjang bulat dan hanya menutupi tubuh atasnya
dengan sehelai kain. Lasmi sempat mengira bahwa itu Mas Indra lagi tapi
segera tersadar karena perbedaan yang nyata di antara kedua lelaki itu.
Mas Indra agak kecil sedang Pak Suryo yang pendek itu besar gempal
tubuhnya. Lasmi jadi kaget.
"Ehh Bapakk?! kaget aku Paak.. kirain siapa."
"Ah masak sama Bapak nggak kenal, kan Bapak sudah pernah bilang mau nyusul ke sini kalo ada kesempatan."
"Abis
nggak kedengaran masuknya, tapi Ibu mana Pak?" kata Lasmi yang karena
merasa tidak bisa menghindar lagi, dia bergerak bangun maksudnya akan
mencuci dulu bekas-bekas dengan Mas Indra.
"Ibu masih pules, nggak
bakalan tau kalau Bapak ke sini.." tukas Pak Suryo yang rupanya sudah
tidak sabaran lagi langsung menahan Lasmi bangun.
Tanpa memberi
kesempatan bicara bagi Lasmi, dia sudah menyerbu perempuan itu dengan
bernafsu. Mencium langsung melumat bibirnya sambil dibarengi
remasan-remasan gemas di mana pun bagian tubuh sang menantu yang cantik
menggiurkan ini terpegang tangannya. Lasmi gelagapan sesaat, tapi
lagi-lagi dia mengalah mencoba mengerti emosi nafsu laki-laki setengah
umur yang menurut pengakuan kepadanya sudah jarang diberi penyaluran
seks oleh istrinya. Pasrah saja dia membiarkan Pak Suryo dan malah ikut
mengimbangi lumatan laki-laki itu sama bernafsunya meskipun
kelanjutannya agak membuat risih juga karena serbuan-serbuan Pak Suryo
benar-benar kelewat rakus. Dari saling bertemu bibir ciuman Pak Suryo
menurun melanda kedua susunya, di sini hanya berhenti beberapa saat
untuk mengisap kedua puncak bukit kembar itu dan sebentar menjilati
putingnya lalu kemudian diteruskan lebih ke bawah melewati perut Lasmi
yang sudah menggembung empat bulan itu sampai kemudian mendarat di
vaginanya.
Ini yang agak terasa kurang sreg bagi Lasmi
karena Pak Suryo seperti pura-pura lupa bahwa lubang itu masih belum
sempat dicucinya, tapi dia enak saja mengerjai bagian itu dengan
jilatan-jilatannya bahkan juga disedot-sedotnya. Mau dia mencegah tapi
Pak Suryo masih lebih ngotot di situ malah semakin coba ditolak,
semakin keras juga Pak Suryo bertahan. Terpaksa Lasmi diam saja sampai
akhirnya dia sendiri terbawa tidak perduli karena vaginanya yang
dikerjai mulut lelaki memang merangsang nafsunya dengan cepat.
"Aasshhg..
hngghh.. ssshhhg.." kontan melintir, bergeliat-geliat dia oleh kilikan
jilatan di klitorisnya yang begitu menggelitik geli-geli enak dan
sodokan-sodokan ujung lidah di lubangnya yang begitu membuatnya
penasaran, sementara Pak Suryo tambah bersemangat memainkan kepintaran
mulutnya. Menyosor seolah-olah ingin menyembunyikan wajahnya tenggelam
di lubang menganga milik menantunya ini. Padahal Lasmi baru saja
terpuaskan dalam sanggama bersama Mas Indra, tapi rangsangan sang
mertua ini begitu luar biasa menaikkan kembali birahi nafsunya
seolah-olah tenaga untuk bercinta datang berlipat ganda. Masih beberapa
saat Pak Suryo membakar bara nafsu Lasmi, baru ketika dilihatnya sang
menantu cantik ini sudah matang dituntut birahinya di situlah Pak Suryo
berhenti dan mempersiapkan batangannya. Sudah cukup tegang, tinggal
membasahi sedikit dengan ludahnya untuk kemudian dituntun menempel di
mulut lubang, langsung ditusuk masuk.
"Hhgghh.." sekali lagi
Lasmi mengejang kali ini oleh sodokan penis Pak Suryo. Tapi karena
sudah cukup siap dia bisa langsung menerima batang yang sebenarnya
masih asing baginya. Malah tuntutannya kepingin cepat terpenuhi, dia
pun ikut menyambut dengan memutar pantatnya membuat batang Pak Suryo
terasa seperti disedot masuk, cepat saja amblas ke mulut vagina yang
lapar itu. Tapi begitu tertanam dalam, mulutnya langsung menganga kaku
menahan pinggang Pak Suryo agar sodokan jangan berlanjut dan ini
dipenuhi Pak Suryo karena memang batangnya sudah tertanam habis.
Menunggu sesaat sampai Lasmi kelihatan sudah agak mengendor barulah Pak
Suryo menyambung dengan gerak memompa keluar masuk penisnya pelan-pelan.
Lasmi
sendiri masih sedikit tegang wajahnya dalam usaha menyesuaikan diri
dengan sodokan-sodokan Pak Suryo tapi cuma sebentar, karena rasa baru
yang diterimanya cepat saja membuainya, sama cepat seperti barusan dia
dirangsang mulut Pak Suryo di vaginanya. Ada yang luar biasa pada milik
mertuanya ini sehingga Lasmi mengalihkan pandangannya ke bawah ingin
lebih jelas apa yang menjadi penyebabnya. Karena bukan hanya bisa
membuat daya rangsangan yang begitu besar dengan teknik mulutnya tapi
juga memberi pemenuhan yang pas untuk tuntutannya. Yaitu dari dalamnya
batang yang menyumbat lubang vaginanya terasa ukurannya agak berlebih
dari yang biasa dialaminya dengan Mas Indra.
Pak Suryo bisa
membaca pikiran Lasmi. Dia merenggang sedikit dan mencabut batangnya
agak panjang memberi kesempatan Lasmi memperhatikannya. Meskipun tidak
terlalu jelas karena ruangan hanya diterangi lampu dinding kecil tapi
masih bisa tertangkap mata Lasmi yang begitu melihat langsung meringis
wajahnya.
"Hhsssh Bapaakk.. dalemm bangett Paak.." spontan
keluar komentar kagumnya memaksudkan penis Pak Suryo yang memang lebih
panjang meskipun tidak lebih besar dari milik Mas Indra. Memang, Lasmi
sudah pernah tidur dengan beberapa lelaki tapi dia mengakui juga ukuran
penis sang mertua yang cukup mantap ini.
"He.ehh.. tapi kan
nggak sakit?" kata Pak Suryo sambil menurunkan tubuhnya agak menempel
karena khawatir dengan ukuran panjangnya ini Lasmi berubah pikiran
minta batal sampai di sini. Padahal tidak perlu. Lasmi cuma berkomentar
bukan berarti ngeri. Justru dia merasa batang itu memberi keasyikan
lebih dengan ukurannya yang tidak seperti biasa didapat dari suaminya.
Terbukti ketika Pak Suryo mulai menggesek baru dua tiga gerakan
ternyata sudah mendapat sambutan menyenangkan dari si cantik yang
segera jadi bergairah merangkul leher Pak Suryo berikut kedua kakinya
naik membelit paha sebagai tanda bahwa dia menyukai disetubuhi penis
Pak Suryo ini.
Inipun jelas terbaca dari mimik muka
Lasmi, malah tidak sungkan-sungkan mengutarakannya ketika dipancing Pak
Suryo yang karena cukup berpengalaman jelas bisa membaca gelagat Lasmi.
"Gimana rasanya.. sakit nggak?"
"Nggak.. enak malah Pak, geli sampe ke dalem-dalem sini." jawabnya sambil mengusap-usap perut atasnya.
"Apanya yang enak?"
"Ngg.. kontoll Bapak.." jawab Lasmi genit-genit senang.
Mendengar
ini tentu saja Pak Suryo jadi lega dan leluasa sudah dia bermain
menggoyang penisnya yang disambut Lasmi dengan juga mengimbangi
mengocok vaginanya. Masing-masing tenggelam menikmati asyiknya senggama
dalam suasana yang cepat sekali akrab, sama-sama lupa tentang status
hubungan mereka antara anak menantu dan mertuanya.
Memang ada
perbedaan pada kedua lelaki lawan mainnya ini. Bersama Mas Indra
seperti masih ada gengsi-gengsian yang membatasinya kurang begitu
saling terbuka, tapi dengan Pak Suryo biarpun baru kali ini, entah
mungkin karena Lasmi sudah biasa bermanja-manja dengan pengalaman
lalunya yang umumnya laki-laki tua berduit dan bersikap kebapakan, maka
rasanya dia tidak sungkan-sungkan dan malu lagi mengutarakan apa yang
dialaminya saat ini, teristimewa waktu mencapai orgasmenya yang diikuti
juga oleh Pak Suryo.
"Paak ennakk Paaak.. Iyya.. Duhh Bapaak
dalem bangett masuknya Paakk.. Aaa.. dikorek-korek gitu Lasmi pengenn
kluarrin.. Ayyo Pakk.. adduuh.. Iyya ayyo aaahhgh.. ssshgh.. hghrf..
ennaak punyamu Lass.. Bapakk juga kluaarr.. sshmmmh.."
Tapi
hubungan lama-lama semakin nekat. Tidak hanya waktu suasana rumah sepi
tapi sekalipun suaminya sedang ada di rumah pun Lasmi berani juga
mencuri-curi waktu bercinta dengan Pak Suryo.Ceritanya hari itu
menjelang maghrib Mas Indra sudah berdua dengan Lasmi di dalam kamar
ketika tidak lama kemudian Pak Suryo pulang dari kerjanya. Seperti
biasa Bu Suryo baru akan pulang dari mini marketnya menjelang larut
malam. Kedua pasangan muda itu sudah akan bermain cinta, masing-masing
sudah saling terangsang dan baru saja akan mulai tiba-tiba terdengar
pintu kamar diketok. Spontan Lasmi terburu-buru berpakaian dan keluar
dari kamar, ternyata Pak Suryo yang ada di depan situ. Dia rupanya akan
meminta pijit dari Lasmi tapi ketika diberi tahu bahwa Mas Indra sedang
ada di kamar, Pak Suryo pun membatalkan niatnya.
Masuk ke kamar lagi Lasmi langsung tersenyum geli kepada Mas Indra.
"Barusan Bapak yang ngetok pintu. Dia minta tolong dipijitin tapi begitu kukasih tau Mas masih ada di kamar, Bapak jadi batal."
"Oh ya? Ya udah, ke sana aja dulu pijetin Bapak, nanti baru ke sini lagi kan juga masih sore."
"Idih Mas gimana sih. Masak aku musti ke sana duluan, lalu Mas sendiri gimana dong?"
"Nggak gitu, soalnya barusan kan Bapak mungkin lagi pegel minta dipijit, kalo kamu nggak ngikutin kan nggak enak jadinya."
Mendengar ini Lasmi berlagak pasang muka ragu sebentar tapi kemudian beranjak juga.
"Mas
sih bukannya tadi-tadi ngasihnya.. Awas lho kalo aku dateng lagi Mas
nggak mau ngasih, aku marah beneran." katanya dengan mimik muka
cemberut tapi sebenarnya dalam hati girang bukan main.
"Nggak usah kuatir, pasti Mas kasih kalo kamu abis dari sana."
Bukan
main, gayanya seperti berat terpaksa tapi sebenarnya inilah yang
diharapkan Lasmi. Karena begitu menyusul Pak Suryo di kamarnya dia
sudah langsung meloncat dan memeluk dengan wajah girang. Pak Suryo
sendiri baru selesai membuka bajunya tinggal celana dalam dan masih
berdiri di samping tempat tidur ketika itu.
"Lo, lo, lo, kok cepet sekali ke sininya. Gimana bilangnya sama Indra?" tanya Pak Suryo heran.
"Las bilang aja terus terang barusan Bapak manggil minta dipijetin jadi Mas Indra ngasih ijin ke sini."
"Oh ya? Bukannya Bapak tadi liat kamu lagi kusut, baru mau maen apa udah selesai?"
"Tadinya emang mau maen, tapi baru mau dimasukin udah keburu Bapak ngetok pintu.."
"Waduh maaf kalo gitu. Lagi kepengen-kepengennya langsung disetop begitu kan penasaran."
"Malah
kebeneran Pak.. kan terusannya bisa dapet ini yang lebih mantep lagi."
kata Lasmi sambil menjulurkan tangannya meremasi penis Pak Suryo.
"Jadi,
lobang yang lagi penasaran ini sekarang malah mau dikasih Bapak dulu,
ya?" tanya lagi Pak Suryo dengan membalas meremasi gundukan vagina
Lasmi.
"Iya, iya Paak.. di situ yang aku kepengenn sekalli.." baru
diremas sebentar saja, Lasmi yang memang sedang terangsang penasaran
sudah langsung gemetaran suaranya, "Ayoo Pak.. buka juga Bappak
punya.." lanjutnya dengan terburu-buru melepas bajunya.
Pak
Suryo menyusul hanya tinggal melepas celana dalamnya tapi Lasmi sudah
lebih dulu selesai. Dan baru saja penis Pak Suryo bebas Lasmi sudah
berlutut, menangkap batang itu langsung mencaplok
mengisap-isapnya dengan rakus. Diserbu rangsangan begini batang itu
cepat saja mengeras dan Lasmi seperti tidak ingin membuang-buang waktu.
Dia naik duluan menelentang dan mengangkang memasang vaginanya siap
untuk segera dimasuki. Sampai di bagian ini semua memang bisa serba
cepat tapi pada giliran batang akan dimasukkan mau tidak mau tempo
harus diperlambat. Sebab meskipun sudah terbiasa tapi penis ukuran
lebih besar dari suaminya ini tetap saja tidak bisa langsung main
tancap sekaligus. Perlu hati-hati dan harus ada kerja sama untuk saling
menggesek dan memutar membuat lebih licin dalam beberapa waktu,
sekalipun rahang Lasmi sudah gemetaran kaku menunggu lewatnya masa itu
sebelum mendapatkan rasanya. Tapi kalau batang sudah tertancap dalam
dan Lasmi sudah bisa menyesuaikan ukurannya. Hmmm.. jangan bilang lagi
nikmatnya. Langsung gayanya berubah kontras sewaktu mulai dipompa oleh
Pak Suryo.
"Hhsss.. aduuhh tobatt aku Paak.. hahgh ooghh..
kontol kok dalem sekali Pak.. tobat akuu.. ampun Bapaak, gedee sekalli
aduuh.. Pakk.." Nada suara Lasmi merintih-rintih mengaduh ampun tobat,
ditambah lagi dengan gayanya yang meliuk-liuk mata terbalik seperti
orang kesakitan, yang begini kalau didengar dan dilihat Mas Indra tentu
akan menggiris karena mengira istrinya sudah tidak tahan disiksa oleh
Pak Suryo. Apalagi kalau bisa melihat lebih jelas bagaimana kewanitaan
sang istri yang sering diusapi sayang itu, sekarang sampai sudah
dipaksa mekar membulat lantaran menampung besar keliling batang dan itu
pun masih harus lagi disodok-sodok kasar seperti tidak mengenal belas
kasihan. Tentu, kalau belum mengerti Mas Indra pasti tambah menggiris
melihatnya. Padahal kebalikan dari ini justru Lasmi sedang tenggelam
dalam nikmat yang mengasyikan saat itu.
Pak Suryo sudah hafal
benar gaya Lasmi, makin dipompa keras makin dirasakan enak bagi Lasmi,
dan gaya ini juga malah menimbulkan rangsangan tersendiri bagi Pak
Suryo untuk membawanya tiba menuju puncak permainan bersama Lasmi.
Terlebih kalau Lasmi sudah meminta tambahan rangsangan baru di bagian
susunya, itu tanda dia sudah akan mendekati orgasmenya. "Heg.. yaang
kerass Pak.. shh iya gittu.. aduh.. ssshgh.. heehh.. ayyo.. ayoo Paak..
aaahgh.. sshgh.. Iyya Pakk Laas udah keluarr.. aduhh.. hghshh.. hrrgh.."
Seiring
remasan tangan Pak Suryo di susunya diperkeras, Lasmi pun tiba
orgasmenya. Di bagian ini nampaknya lebih sadis lagi. Sebab buah dada
yang biasanya diperlakukan Mas Indra dengan gemas-gemas sayang ini di
tangan Pak Suryo diremasi tidak tanggung-tanggung lagi. Tidak ubahnya
seperti sedang menggilas baju di papan cucian, kedua daging kenyal itu
sampai meleot-leot sesekali mencuat putingnya dari sela-sela jari
tangan besar Pak Suryo. Malah waktu mengiringi orgasmenya Lasmi
terlonjak-lonjak dengan dada membusung, di situ seolah-olah tubuhnya
terangkat-angkat oleh tarikan Pak Suryo yang mencengkeram kedua bukit
daging itu. Pokoknya jika bisa melihat secara keseluruhan bagaimana
cara Pak Suryo mengasari istrinya, Mas Indra bisa pingsan dibuatnya.
Tapi justru begini yang paling disukai Lasmi karena dia merasa
seolah-olah seluruh kepuasannya dibetot keluar tanpa tersisa.
Rupanya
'kesadisan' Pak Suryo belum selesai. Sesaat setelah Lasmi selesai
berorgasme maka giliran Pak Suryo yang mengambil bagiannya. Tapi
menjelang tiba di saat ejakulasinya tiba-tiba dia mencabut batangnya
dan langsung tegak berlutut sambil menarik kedua lengan Lasmi
membawanya terikut bangun duduk. Lasmi sempat bingung tapi ketika Pak
Suryo menjambak rambutnya dan menarik kepalanya mendekatkan ke
penisnya, segera dia mengerti maksud Pak Suryo, apalagi Pak Suryo juga
menjelaskan lewat kata-katanya. "Ayyo Las, isepin Bapak sampe
keluarr.." Tanpa ragu-ragu Lasmi langsung mencaplok dan melocok batang
itu dengan mulutnya. Tentu tidak bisa semua, hanya tertampung bagian
kepalanya saja tapi ini sudah cukup bagi Pak Suryo untuk bisa
menyalurkan kepuasannya. Dan begitu kepala batang itu mengembang,
sedetik kemudian dia pun menyemburkan cairan maninya tumpah di mulut
Lasmi. Agak tersekat Lasmi dengan semprotan tiba-tiba ini, serasa ingin
mencabut kepalanya tapi tangan Pak Suryo menekan kepalanya tidak ingin
melepaskan kuluman mulutnya sehingga mani yang tumpah itu pun tertelan
semua oleh Lasmi. Ini baru pertama kali dia melakukan hal ini sehingga
ketika permainan berakhir dan Lasmi bisa melepas mulutnya, langsung
meringis aneh mukanya.
"Kenapa Las, nggak enak ya rasanya?" tanya Pak Suryo geli.
"Asin rasanya Pak.." jawab Lasmi terikut geli.
"Maaf ya? Terpaksa Bapak tumpahin di mulut, soalnya kalo di lobangmu nanti bisa ketauan sama Masmu."
"Nggak pa-pa, sekali-sekali buat pengalaman baru kok.."
"Kalo sering-sering emang kenapa?"
"Ya
bagaimana Bapak.. Emang enak sih dikeluarin pake mulut?" kata Lasmi
dengan bergerak bangun untuk ke kamar mandi mencuci bekas-bekas
permainan ini.
"Oo.. sama Lasmi sih pasti enak aja." jawab Pak Suryo sambil ikut bangun menyusul Lasmi.
Selepas
beristirahat sebentar Lasmi pun kembali ke kamarnya menemui suaminya.
Tentu saja dengan bersandiwara seolah-olah dia tidak ada apa-apa dengan
permainan bersama Pak Suryo. Begitu datang dia langsung menubruk Mas
Indra dengan gaya tidak sabaran menggerayangi penis Mas Indra. Jelas
gaya yang membuat Mas Indra bangga padahal justru yang terjadi
kebalikannya, sebab barusan mengalami hal yang paling asyik kemudian
turun ke yang biasa. Lasmi dalam senggama berikutnya bersama Mas Indra
hampir-hampir tidak ada rasanya sama sekali. Hanya gayanya saja yang
tetap meyakinkan bahwa dia sudah terpuaskan dengan Mas Indra, tapi
kecuali sempat terangsang sedikit Lasmi tidak sampai mengalami orgasme
dengan suaminya. Meskipun begitu dia tidak penasaran karena sudah
terbayang sepeninggal Mas Indra besok pagi ke kantornya, dia akan minta
lagi pada mertuanya untuk meluapkan kerinduannya.
Begitu, dalam
enak dirasakannya bersetubuh dengan sang mertua yang punya batang
panjang bisa mengilik jauh ke dalam rahimnya, Lasmi praktis jadi
ketagihan untuk mengulang setiap kali ada kesempatan bisa mencuri-curi.
TAMAT